Minggu, 08 Mei 2011

BAB IX
HUBUNGAN KERJA
Pasal 50
Hubungan kerja terjadi karena
adanya perjanjian kerja antara
pengusaha dan pekerja/buruh.
Pasal 51
1. Perjanjian kerja dibuat
secara tertulis atau lisan.
2. Perjanjian kerja yang
dipersyaratkan secara tertulis
dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Pasal 52
1. Perjanjian kerja dibuat atas
dasar :
kesepakatan kedua belah pihak;
kemampuan atau kecakapan
melakukan perbuatan hukum;
adanya pekerjaan yang
diperjanjikan; dan
pekerjaan yang diperjanjikan
tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan,
dan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
2. Perjanjian kerja yang
dibuat oleh para pihak yang
bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a dan b dapat
dibatalkan.
3. Perjanjian kerja yang
dibuat oleh para pihak yang
bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf c dan d batal demi
hukum.
Pasal 53
Segala hal dan/atau biaya yang
diperlukan bagi pelaksanaan
pembuatan perjanjian kerja
dilaksanakan oleh dan menjadi
tanggung jawab pengusaha.
Pasal 54
1. Perjanjian kerja yang
dibuat secara tertulis sekurang
kurangnya memuat :
a. nama, alamat perusahaan, dan
jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umur, dan
alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara
pembayarannya;
f. syarat syarat kerja yang
memuat hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja/buruh;
g. mulai dan jangka waktu
berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian
kerja dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam
perjanjian kerja.
2. Ketentuan dalam perjanjian
kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf e dan f,
tidak boleh ber-tentangan
dengan peraturan perusahaan,
perjanjian kerja bersama, dan
peraturan perundang undangan
yang berlaku.
3. Perjanjian kerja
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dibuat sekurang
kurangnya rangkap 2 (dua), yang
mempunyai kekuatan hukum
yang sama, serta pekerja/buruh
dan pengusaha masing masing
mendapat 1 (satu) perjanjian
kerja.
Pasal 55
Perjanjian kerja tidak dapat
ditarik kembali dan/atau diubah,
kecuali atas persetujuan para
pihak.
Pasal 56
1. Perjanjian kerja dibuat
untuk waktu tertentu atau untuk
waktu tidak tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk
waktu tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas :
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan
tertentu.
Pasal 57
1. Perjanjian kerja untuk
waktu tertentu dibuat secara
tertulis serta harus
menggunakan bahasa Indonesia
dan huruf latin.
2. Perjanjian kerja untuk
waktu tertentu yang dibuat tidak
tertulis bertentangan dengan
ketentuan sebagai mana
dimaksud dalam ayat (1)
dinyatakan sebagai perjanjian
kerja untuk waktu tidak tertentu.
3. Dalam hal perjanjian kerja
dibuat dalam bahasa Indonesia
dan bahasa asing, apabila
kemudian terdapat perbedaan
penafsiran antara keduanya,
maka yang berlaku perjanjian
kerja yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
Pasal 58
1. Perjanjian kerja untuk
waktu tertentu tidak dapat
mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
2. Dalam hal disyaratkan masa
percobaan kerja dalam
perjanjian kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), masa
percobaan kerja yang
disyaratkan batal demi hukum.
Pasal 59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar